Konsep
penyebab dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi berkembang
dari
rantai sebab akibat kesuatu proses kejadian penyakit yakni proses
interaksi
antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis, Fisiologis,
Psikologis, Sosiologis dan antropologis) dengan penyebab (agent) serta
dengan
lingkungan (Enviroment). (Nur nasry noor,2000.Dasar epidemiologi,Rineka
cipta.Jakarta)
Menurut
John Bordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan interaksi tiga
komponen
penyakit yaitu Manusia (Host), penyebab (Agent) dan lingkungan
(Enviromet).
Untuk memprediksi penyakit, model ini menekankan perlunya analis dan
pemahaman
masing-masing komponen. Penyakit dapat terjadi karena adanya ketidak
seimbangan
antar ketiga komponen tersebut. Model ini lebih di kenal dengan model
triangle
epidemiologi atau triad epidemilogi dan cocok untuk menerangkan penyebab
penyakit infeksi sebab peran agent (yakni mikroba) mudah di isolasikan
dengan
jelas dari lingkungan.
Pejamu
(Host) : hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada manusia,
antara
lain :
Umur,
jenis kelamin, ras, kelompok etmik (suku) hubungan keluarga
Bentuk anatomis
tubuh
Fungsi fisiologis
atau faal tubuh
Status kesehatan,
termasuk status gizi
Keadaan kuantitas
dan respon monitors
Kebiasaan hidup dan
kehidupan sosial
Pekerjaan,
dll. (Heru subari,dkk,2004.Manajemen epidemiologi,Media
presindo,Yogyakarta. Hal.15-16)
Menurut
Hari Purnomo yang paling berkepentingan dan berperan untuk membuat
terjadinya
suatu penyakit atau tidak justru manusia? Mengapa karena dia yang diberi
rahmat
untuk mengendalikan, katanya jelas. Dalam manusia juga memiliki
karakteristik
yang sangat berpengaruh seperti jenis kelamin (laki-laki dan perempuan),
usia
(tua, muda, anak-anak), dll. Semua itu berpengaruh terhadap timbulnya
penyakit.
Contoh kongkrit wanita lebih rentan terhadap serangan berbagai
penyakit-usahapun demikian karena usia yang amat tua dan amat muda akan
mudah
jatuh sakit. Kemudian faktor keturunan juga berpengaruh. Misalnya
penyakit
keturunan talasemia. Jika ada plasmodium melawan ditukarkan pada orang
tersebar
oleh nyamuk, penyakit itu tidak akan terjangkit pada penderita
talasemia,
karena sel darah merah yang ada tidak menguntungkan untuk pertumbuhan
plasmodium. Dan faktor yang sangat penting orang perilaku kebiasaan
untuk
faktor perilaku dan kebiasaan menurut hari, secara dan kebiasaan
tertentu,
memang bisa menimbulkan resiko memberikan proteksi dan perlindungan. Dan
semata-mata karya menyoroti kebiasaan hidup. Tetapi kebiasaan hidup yang
mana,
yang bisa dikatakan memberikan perlindungan atau memberikan
kecenderungan
terjadi penyakit.(http;// Konsep dasar perjalanan penyakit.)
Unsur
pejamu secara umum dapat dibagi dalam doa kelompok yaitu :
Manusia
sebagai makhluk biologis memiliki sekat biologis tertentu seperti
Umur,
jenis kelamin, ras dan keturunan
Bentuk anatomis
tubuh serta
Manusia sebagai
makhluk sosial mempunyai berbagai
sifat khusus seperti
Kelompok
etnik termasuk adat, kebiasaan, agama dan hubungan keluarga sehubungan
sosial
kemasyarakatan.
Kebiasaan
hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kebiasaan hidup sehat. (Nur
nasry noor,2002.Epidemiologi.Universitas Hasanuddin.Makassar.Hal.27)
pada dasarnya, tidak
satu pun penyakit yang dapat
timbul hanya di sebabkan oleh satu faktor tunggal semata, pada umumnya
kejadian
penyakit di sebabkan oleh berbagai unsur yang secara bersama-sama
mendorong
terjadinya penyakit, namun demikian, secara dasar, unsur penyebab
penyakit
dapat di bagi dalam dua bagian utama yakni :
Penyebab kausal
primer, dan
Penyebab kausal
sekunder.
Penyebab kausal
primer
Unsur ini dianggap
sebagai faktor kausal Terjadinya
penyakit, dengan ketentuan bahwa walaupun unsur ini ada, belum tentu
terjadi
penyakit, tetapi sebaliknya, Pada penyakit tertentu, unsur ini dijumpai
sebagai
unsur penyebab kausal. Unsur penyebab kausul ini dapat dibagi dalam 6
kelompok
yaitu :
Unsur ‘penyebab
biologis yakni semua unsur penyebab
yang tergolong makhluk hidup termasuk kelompok mikro organisme seperti
Virus,
bakteri, protozoa, jamur, kelompok cacing, dan insekta. Unsur penyebab
ini pada
umumnya di jumpai pada penyakit infeksi menular
Unsur penyebab,
nutrisi yakni semua unsur penyebab
yang termasuk golongan zat nutrisi dan dapat menimbulkan penyakit
tertentu
karena kekurangan maupun kelebihan zat nutrisi tertentu seperti protein,
lemak,
hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.
unsur penyebab
kimiawi yakni semua unsur dalam bentuk
senyawaan kimia yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit
tertentu.
Unsur ini pada umumnya berasal dari luar tubuh termasuk berbagai jenis
zat,
racun, obat-obatan keras, berbagai senyawaan kimia ini dapat berbentuk
padat,
cair, uap, maupun gas. Ada pula senyawaan kimiawi
sebagai hasil produk tubuh (dari dalam) yang dapat menimbulkan penyakit
tertentu seperti ureum, kolesterol, dan lain-lain
unsur
penyebab fisika yakni semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit
melalui
proses fisika umpamanya panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan
(rudapaksa), radiasi dan lain-lain. Proses kejadian penyakit dalam hal
ini
terutama melalui proses fisika yang dapat menimbulkan kelainan dan
gangguan
kesehatan.
Unsur
penyebab psikis yakni semua unsur yang pertalian dengan kejadian
penyakit
gangguan jiwa serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur penyebab ini
belum
jelas proses dan mekanisme kejadian dalam timbulnya penyakit, bahkan
sekelompok
ahli lebih menitik beratkan kejadian penyakit pada unsur penyebab
genetika.
Dalam hal ini kita harus berhati-0hati terhadap faktor kehidupan sosial
yang
bersifat non kausal serta lebih menampakkan diri dalam hubungannya
dengan
proses kejadian penyakit maupun gangguan kejiawaan.
Penyebab non kausal
(sekunder)
Penyebab sekunder
merupakan unsur pembantu/penambah
dalam proses kejadian penyakit dan ikut dalam hubungan sebab akibat
terjadinya
penyakit. Dengan demikian, maka dalam setiap analis penyebab penyakit
dan
hubungan sebab akibat terjadinya penyakit, kita tidak hanya berpusat
pada
penyebab kausal primer semata, tetapi harus memperhatikan semua unsur
lain di
luar unsur penyebab kausal primer. Hal ini di dasarkan pada ketentuan
bahwa
pada umumnya kejadian setiap penyakit sangat di pengaruhi oleh berbagai
unsur
yang berinteraksi dengan unsur penyebab dan ikut dalam proses sebab
akibat.
Sebagai contoh pada penyakit kardiovaskuler, tuberkulosis, kecelakaan
lalu
lintas, dan lain sebagainya. Kejadiannya tidak di batasi hanya pada
penyebab
kausal saja, tetapi harus di analisis dalam bentuk suatu rantai sebab
akibat di
mana peranan unsur penyebab sekunder sangat kuat dalam mendorong
penyebab
kausal primer untuk dapat secara bersama-sama menimbulkan penyakit. (Nur nasry
noor,2000.Dasar epidemiologi,Rineka
cipta,Jakarta. Hal.25-27)
Dan
penyebab agent menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis
dan
abiotis.
Biotis
khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5 golongan
Protozoa : misalnya
Plasmodum, amodea
Metazoa :
misalnyaarthopoda , helminthes
Bakteri misalnya
Salmonella, meningitis
Virus misalnya
dengue, polio, measies, lorona
Jamur Misalnya :
candida, tinia algae, hystoples osis
Abiotis, terdiri
dari
Nutrient
Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohididrat, lemak,
mineral,
protein dan vitamin)
Chemical
Agent, misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan
Physical Agent,
misalnya suhu, kelembaban panas,
kardiasi, kebisingan.
Mechanical
Agent misalnya pukulan tangan kecelakaan, benturan, gesekan, dan getaran
Psychis
Agent, misalnya gangguan phisikologis stress depresi
Physilogigis
Agent,
misalnya gangguan genetik.
Kebiasaan
hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kehidupan sehat.(Heru
subari,dkk,2004.Manajemen epidemiologi,Media pressindo,Yogyakarta.
Hal.16-17.)
Unsur
lingkungan (Enviroment)
Unsur
lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan
terjadinya
sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan iku memegang peranan
dalam
proses kejadian penyakit.
Lingkungan Biologis
Segala
flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara ,ain meliputi
:
Beberapa
mikroorganisme patogen dan tidak patogen;
Vektor pembawa
infeksi
Berbagai binatang
dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia, baik sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan
obat-obatan), maupun sebagai reservoir/sumber penyakit atau pejamu
antara (host
intermedia) ; dan
Fauna
sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama
penyakit menular.
Lingkungan
biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting
dalam
interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik
sebagai
unsur lingkungan yang menguntungkan manusia (senbagai sumber kehidupan)
maupun
yang mengancam kehidupan / kesehatan manusia (Nur nasri
noor.2002,Epidemiologi,Univesutas Hasanuddin Makassar.Hal.28-29)
Lingkungan fisik
Keadaan
fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara
langsung,
maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan
fisik (termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :
Udara
keadaan cuaca, geografis, dan golongan
Air, baik sebagai
sumber kehidupan maupun sebagai
bentuk pemencaran pada air, dan
Unsur kimiawi
lainnya pencemaran udara, tanah dan air,
radiasi dan lain sebagainya.
Lingkungan fisik ini
ada yang termasuk secara alamiah
tetapi banyak pula yang timbul akibat manusia sendiri (Nur nasri
noor,2000,Dasar epidemiologi,Rinika cipta,Jakarta. Hal.28.)
Lingkungan sosial
Semua
bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi.
Serta
instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk
masyarakat
tersebut. Lingkungan
sosial ini meliputi :
Sistem
hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi
yang
berlaku;
Bentuk
organisasi masyarakat yang berlaku setempat
Sistem
pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat, dan
Kebiasaan hidup
masyarakat
Kepadatan
penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan sosial
lainnya.
Dari
keseluruhan unsur tersebut di atas, di mana hubungan interaksi antara
satu
dengan yang lainnya akan menentukan proses dan arah dari proses kejadian
penyakit, baik pada perorangan, maupun dalam masyarakat. Dengan demikian
maka
terjadinya suatu penyakit tidak hanya di tentukan oleh unsur penyebab
semata,
tetapi yang utama adalah bagaimana rantai penyebab dan hubungan sebab
akibat di
pengaruhi oleh berbagai faktor maupun unsur lainnya. Oleh sebab itu,
maka dalam
setiap proses terjadinya penyakit, selalu kita memikirkan adanya
penyebab jamak
(multiple causational). Hal ini sangat mempengaruhi dalam menetapkan
program
pencegahan maupun penanggulangan penyakit tertentu. Karena usaha
tersebut hanya
akan memberikan hasil yang di harapkan bila dalam perencanaannya
memperhitungkan berbagai unsur di atas.(Nur nasry
noor.2002.Epidemiologi.Universitas Hasanuddin,Makassar.Hal.29)
Dari
penyesalan model segitiga epidemiologi sangat berhubungan erat dan
saling
terkait, dan keseimbangan itulah yang menentukan terjadi atau tidaknya
suatu
penyakit. Dan pertimbangan ini menerapkan pertimbangan mendasar yang
sangat
terpisah, tetapi itu tidak cukup sebab masih ada beberapa pertimbangan
penting
lainnya yakni pertimbangan perjalanan alamiah penyakit.(http;//portal
tiens.com/portal)
Menyadari
bahwa mencegah berbagai penyakit lebih baik dan lebih ekonomis dari pada
mengobati penyakit, maka faktor-faktor penentu terjadinya suatu penyakit
perlu
kita kenali dan pahami.
Di
tengah kecenderungan meningkatnya penyakit akibat pola perilaku gaya
hidup yang
tidak sehat instabilities lingkungan yang tidak ramah, tuntutan
masyarakat atas
layanan kesehatan yang layak terus meningkat. Hal ini berjalan seiring
dengan
berjalannya daya dukung, kebijakan , dan berkepihakan pemerintah
terhadap
kepentingan masyarakat.(http;//.www.republika.co.id)
Menurut
peran pakar, perilaku manusia dan pencemaran lingkungan merupakan dua
faktor
penyebab tidak langsung berbagai penyakit yang perlu di atasi
penanggulangannya. Selain itu untuk pencegahan dini, faktor gizi
terhadap
proses terjadi penyakit seiring dengan bertambahnya perlu mendapat
perhatian.
Dengan dukungan gizi yang seimbang, proses terjadinya penyakit dapat di
hambat,
di Hentikan, bahkan di sembuhkan. Namun satu hal yang lebih penting
adalah
pencegahan terjadinya penyakit yang dapat dilakukan dengan dukungan gizi
yang
optimal.
0 komentar:
Posting Komentar