Langkah-langkah penelitian
Dulu kalau
kita mendengar penelitian, orang sering membayangkan suatu kesibukan di
laboratorium dan penelitian kerap kali menjadi kegiatan yang dimonopoli
para ahli. tapi sangat disayangkan kalau anggapan itu menimpa para
mahasiswa, mereka lupa kalau semua orang harus meneliti, karena hanya
dengan penelitian ilmu dapat dikembangkan secara ilmiah.
kita
tentunya sudah memahami tentang metode ilmiah dan penelitian ilmiah.
Yang perlu kita ketahui adalah bahwa penelitian ilmiah berusaha untuk
menemukan, mengembangkan, dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan
dengan menggunakan metode ilmiah. Dengan selalu melakukan penelitian
ilmiah, ilmu pengetahuan akan selalu berkembang.
Pelaksanaan
penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti
langkah-langkah tertentu. Schluter (1926) memberikan 15 langkah dalam
melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut
adalah sebagai berikut:
- 1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
- Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin dipecahkan.
- Membangun sebuah bibliografi.
- Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
- Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
- Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya
dengan data
atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung. - Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan
pokok-pokok
dasar dalam masalah. - Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
- Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
- Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
- Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
- Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
- Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
- Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
- Menulis laporan penelitian.
Dalam
melaksanakan penelitian secara ilmiah. Abclson (1933) memberikan 5
langkah berikut:
1.
Tentukan judul
Judul dinyatakan secara singkat.
Judul dinyatakan secara singkat.
2.
Pemilihan masalah
Dalam pemilihan masalah ini harus:
- Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.
- Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki masalah menurut kepentingan umum.
- Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan hal- hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.
3. Pemecahan
masalah.
Dalam memecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut:
- Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bentuk yang sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah.
- Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
- Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan
- Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang digunakan.
- Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti dalam memecahkan masalah.
- Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta luibungannya dalam berbagai fase penelitian.
4.
Kesimpulan
- Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang mungkin diperoleh
- Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan bebernpa implikasi dari produk hipotesa dengan memberikan beberapa inferensi.
5. Berikan
studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang berhubungan dengan
masalah
Nyatakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan berikan
referensi bibliografi yang mungkin ada manfaatnya scbagai model dalam
memecahkan masalah.
Dari
pedoman beberapn ahli di atas, maka dapal disimpulkan balnwa penelitian
dengan mcnggunakan metode ilmiah sckurang-kurangnya dilakukan dengan
langkah-langkah berikut:
5.1.
Merumuskan serta mcndefinisikan masalah
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih adalah Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?Berikan definisi tentang usaha tani, tentang mekanisasi, pada musim apa. dan sebagainya.
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih adalah Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?Berikan definisi tentang usaha tani, tentang mekanisasi, pada musim apa. dan sebagainya.
5.2.
Mengadakan studi kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.
Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.
5.3.
Memformulasikan hipotesa
Setelah diperoleh infonnasi mengenai hasil
penelitian ahli lain yang ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ingin
dipecahkan. maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesa-hipolesa
unttik penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara
tentang hubunggan sangkut-paut antarvariabel atau fenomena dalam
penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara
sementara sebelum diuji.
5.4.
Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa-hipotesa
ditetapkan. kerja selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji
hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang.
scperti ilmu ekonomi misalnva. pcnguji’an hipotesa didasarkan pada
kerangka analisa (analytical framework) yang telah ditetapkan. Model
matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan hubungan antarfenomena
yang secara implisif terdapal dalam hipotesa. untuk diuji dengan teknik
statistik yang tersedia. Pengujian hipotesa menghendaki data yang
dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data prime
ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.
5.5.
Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.
5.6.
Menyusun, Menganalisa, and Menyusun interfensi
Setelah data
terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum
analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah
analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat coding
untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu
diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.
5.7.
Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan,
maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan
selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi
ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk
diterima. ataukah hiporesa tersebut ditolak.
5.8.
Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah
adalah membuat
laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri.
laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri.
Sedangkan
menurut Suryabrata (1989) langka-langka penelitian meliputi 11
langkah, yaitu :
1. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian
1.1
Identifikasi Masalah Penelitian
Masalah penelitian dapat bersumber dari :
a. Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian
b. Seminar, diskusi, konferensi dan lain-lain pertemuan ilmiah
c. Pernyataan pemegang otoritas
d. Pengamatan selintas
e. Pengalaman pribadi
f. Perasaan intuitif
a. Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian
b. Seminar, diskusi, konferensi dan lain-lain pertemuan ilmiah
c. Pernyataan pemegang otoritas
d. Pengamatan selintas
e. Pengalaman pribadi
f. Perasaan intuitif
1.2
Pemilihan masalah penelitian
Dalam memilih masalah penelitian ada 2 hal yang
perlu dijadikan pertimbangan yaitu :
a. Pertimbangan dari arah masalahnya
b. Pertimbangan dari arah calon peneliti
a. Pertimbangan dari arah masalahnya
b. Pertimbangan dari arah calon peneliti
1.
3 Perumusan masalah penelitian
a. Perumusan hendaklah dirumuskan dalam
bentuk kalimat tanya
b. Rumusan hendaklah padat dan jelas
c. Rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
b. Rumusan hendaklah padat dan jelas
c. Rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
2.
Penelaahan Kepustakaan
a. Penelaahan sumber-sumber yang berupa buku
a. Penelaahan sumber-sumber yang berupa buku
b. Pemilihan
berdasarkan pada prinsip:
1. Relevansi
2. Kemutakhiran ( kecuali studi sejarah )
1. Relevansi
2. Kemutakhiran ( kecuali studi sejarah )
c. Penelaahan
sumber-sumber yang berupa laporan hasil penelitian. Penilikan
berdasarkan atas prinsip :
1. Relevansi
2. Kemutakhiran
3. Bobot
1. Relevansi
2. Kemutakhiran
3. Bobot
3.
Perumusan Hipotesis
Perumusan hipotesis hendaklah mempertimbangkan:
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat
d. Hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data menguji kebenaran hipotesis itu.
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat
d. Hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data menguji kebenaran hipotesis itu.
4.
Identifikasi, Klasifikasi dan Pendefinisian Variabel
a.
Mengidentifikasi variabel.
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti
b. Mengklarifikasi variabel
Berdasarkan
proses kauantifikasinya, variabel digolongkan menjadi:
1. Variabel nominal
2. Variabel ordinal
3. Variabel interval
4. Variabel rasio
1. Variabel nominal
2. Variabel ordinal
3. Variabel interval
4. Variabel rasio
Berdasarkan
atas fungsinya dalam penelitian variabel dibedakan menjadi:
1. Variabel tergantung
2. Variabel bebas
3. Variabel moderator
4. Variabel kendali
5. Variabel rambang
1. Variabel tergantung
2. Variabel bebas
3. Variabel moderator
4. Variabel kendali
5. Variabel rambang
c.
Merumuskan definisi operasional variabel-variabel
Definisi operasional dirumuskan berdasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi)
Definisi operasional dirumuskan berdasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi)
1. Yang berdasar atas
kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar yang
didefinisikan itu terjadi
2. Yang berdasar atas bagaimana hal yang
didefinisikan itu nampaknya (seringkali menunjuk kepada alat pengambil
datanya)
5.
Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengambil Data
Alat pengambil data harus memenuhi syarat-syarat:
1. Validitas
2. Reliabilitas
Alat pengambil data harus memenuhi syarat-syarat:
1. Validitas
2. Reliabilitas
6. Penyusunan rancangan penelitian
7. Penentuan
sampel
8. Pengumpulan data
9. Pengolahan dan analisis data
10.
Interpretasi hasil analisis
11. Penyusunan laporan
Dari
beberapa pendapat para pakar yang telah disebutkan di atas dapat di
ambil suatu kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan penelitian dibagi
dalam empat fase/tahap kegiatan, yaitu :
1. Persiapan
2. Pengumpulan data/informasi
3. Pengolahan data/informasi
4. Penulisan laporan penelitian
2. Pengumpulan data/informasi
3. Pengolahan data/informasi
4. Penulisan laporan penelitian
Pada
intinya langkah-langkah penelitian sama dengan langkah-langkah dalam
metode ilmiah. Bagi penelitian remaja atau penelitian yang dilakukan
oleh siswa SLTP dan SLTA dapat digunakan langkah-langkah penelitian
sebagai berikut :
1.
Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian
Yaitu menetapkan masalah penelitian, apa yang dijadikan masalah penelitian dan apa obyeknya. Sedangkan mengidentifikasi atau menyatakan masalah yang spesifik dilakukan dengan mengajukan pertanyaan penelitian ( research question), yaitu pertanyaan yang belum dapat memberikan penjelasan yang memuaskan berdaarkan teori (hokum/dalil) yang ada.
Yaitu menetapkan masalah penelitian, apa yang dijadikan masalah penelitian dan apa obyeknya. Sedangkan mengidentifikasi atau menyatakan masalah yang spesifik dilakukan dengan mengajukan pertanyaan penelitian ( research question), yaitu pertanyaan yang belum dapat memberikan penjelasan yang memuaskan berdaarkan teori (hokum/dalil) yang ada.
Ada
beberapa hal yang diperlukan dalam menemukan suatu masalah pada suatu
kegiatan, yaitu mengamati apakah yang seharusnya terjadi memang terjadi
seperti yang dimaksud ataukah tidak; apakah terdapat pandangan, pendapat
atau sikap yang berbeda terhadap hal yang sama; dan memperkirakan
apakah yang akan timbul sebagai akibat sekiranya proses yang biasa itu
diubah, ditiadakan atau diganti.
2.
Telaah Kepustakaan
Penelitian dimulai dengan penelusuran/telaah
pustaka yang berhubungan dengan subyek penelitian tersebut. Penelusuran
pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan informasi yang
relevan untuk penelitian. Penelusuran pustaka dapat menghindarkan
duplikasi pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran pustaka dapat
diketahui penelitian yang pernah dilakukan dan dimana hal itu dilakukan.
3.
Merumuskan hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai pendapat
sementara yang dianggap benar sebelum dapat diuji kebenarannya, karena
itu hipotesis perlu dirumuskan secara teliti, terinci dan baik sebab
bukan tidak mungkin hipotesis yang dituliskan merupakan jawaban yang
sebenarnya terhadap permasalahan penelitian. Merumuskan hipotesis yang
baik sangat berguna untuk menjelaskan masalah, petunjukpemilihan
metodologi yang tepat dan menyusun langkah dan pembuktian penelitian.
Hipotesis
merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. Dengan
adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan
atau menolak hipotesis. Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk
pernyataan yang menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas
dan tak bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan
memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah
penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis yang baik akan
menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak
relevan. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis.
Ciri-ciri
hipotesis yang baik adalah, logis tumbuh dari atau ada hubungannya
dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang dijelajahi oleh peneliti
remaja; jelas, sederhana, dan terbatas; dan dapat diuji. Kegagalan
merumuskan hipotesis yang baik akan mengaburkan hasil penelitian.
Hipotesis yang abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian,
tetapi juga sukar diuji secara empiris (pengalaman pengamatan).
3.1
Rumusan Hipotesis
Ada beberapa persyaratan untuk merumuskan
hipotesis, diantaranya adalah :
a) Hipotesis dirumuskan dalam kalimat berita, bukan dalam kalimat tanya.
b) Hipotesis harus jelas tidak bermakna ganda.
c) Hipotesis dirumuskan secara opreasional sehingga memudahkan pengujiannya.
a) Hipotesis dirumuskan dalam kalimat berita, bukan dalam kalimat tanya.
b) Hipotesis harus jelas tidak bermakna ganda.
c) Hipotesis dirumuskan secara opreasional sehingga memudahkan pengujiannya.
Misalnya, hipotesis yang berbunyi : “ Laku penampilan guru yag
baik berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa” kurang operasional
dibandingkan misalnya “ Sikap guru yang demokratis akan berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa “.
3.2
Macam-Macam Hipotesis
Macam-macam hipotesis yang sering dijumpai adalah :
a)
Hipotesis Deskriptif
Hipotesis “lukisan”, menunjukkan dugaan sementara
bagaimana (how) benda-benda, peristiwa-peristiwa, atau
variable-variabel itu terjadi. Hipotesis ini menggambarkan karakteristik
suatu sample menurut variable tertentu.
Contoh :
Proporsi mahasiswa yang kaya hasrat untuk maju yang menyusun tesis bermutu lebih banyak daripada yang miskin hasrat untuk maju.
Proporsi mahasiswa yang kaya hasrat untuk maju yang menyusun tesis bermutu lebih banyak daripada yang miskin hasrat untuk maju.
b)
Hipotesis Argumentasi
Hipitesis “penjelasan” , menunjukkan dugaan
sementara tentang mengapa (why) benda-benda, peristiwa-peristiwa, atau
variable-variabel itu terjadi. Hipotesis ini merupakan pernyataan
sementara yang diatur secara sistematis sehingga salah satu pernyataan
merupakan kesimpulan (konsekuen) dari pernyataan yang lainnya
(antiseden).
c)
Hipotesis Kerja
Merupakan hipotesis yang meramalkan atau menjelaskan
akibat-akibat dari suatu variable yang menjadi penyebabnya. Jadi
hipotesis ini menjelaskan suatu ramalan bahwa jika suatu variable
berubah maka variable tertentu akan berubah pula.
Rumusan
Hipotesis Kerja ( H1 ) :
(1) Jika………….., maka………………..
Contoh :
H1 : Jika orang banyak makan, maka berat badanya akan naik
H1 : Jika orang banyak makan, maka berat badanya akan naik
(2) Ada
perbedaan antara……….. dan ……………….
Contoh :
H1 : Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara berpakaian.
H1 : Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara berpakaian.
d) Hipotesis Nol / Hipotesis Statistik
Hipotesis statistic bertujuan
memeriksa ketidakbenaran suatu dalil/teori dengan perangkat
statistic/matematik, yang selanjutnya akan ditolak melalui bukti-bukti
yang sah. Hipotesis nol kebalikan dari hipotesis kerja.
Rumusan
hipotesis nol ( H0 ) :
(1) Tidak ada perbedaan antara ……………. dengan
…………………
Contoh :
H0 : Tidak ada perbedaan antara siswa tingkat I dengan iswa tingkat II dalam disiplin belajar.
H0 : Tidak ada perbedaan antara siswa tingkat I dengan iswa tingkat II dalam disiplin belajar.
(2) Tidak ada pengaruh ……………… terhadap ………………….
Contoh :
H0 : Tidak ada pengaruh jarak rumah ke sekolah terhadap kerajinan siswa berangkat ke sekolah
H0 : Tidak ada pengaruh jarak rumah ke sekolah terhadap kerajinan siswa berangkat ke sekolah
4.
Identifikasi dan Klasifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah
faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi ( H. Purwo
Sutanto & Yuli Pratomo Akhadi : 2007). Peneliti perlu menentukan
variabel-variabel penelitian. Misalnya, apabila seorang peneliti ingin
menyelidiki apakah benar bahwa susu menyebabkan badan menjadi gemuk,
maka yang menjadi obyek penelitiannya adalah susu dan berat badan orang.
Maka susu dan berat badan merupakan variabel penelitian.
Ada
beberapa jenis variabel yang dipakai dalam penelitian, yaitu antara lain
:
a. Variabel
Variabel Bebas atau Variabel Penyebab (Independent Variable), yaitu
variabel yang mempengaruhi variabel yang lain atau diduga sebagai
penyebab timbulnya variabel yang lain. Variabel bebas disebut juga
variabel X.
b. Variabel Tergantung atau Variabel Terikat (Dependen
Variable), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau
variabel yang muncul sebagai akibat dari variabel bebas. Variabel
terikat disebut juga variabel Y.
Dalam contoh penelitian di atas susu merupakan
variabel bebas ( X )dan berat badan merupakan variabel terikat ( Y ).
c. Variabel
Moderator, yaitu variabel-variabel atau factor-faktor lain yang
mempengaruhi jalanya penelitian.
d. Variabel Kontrol, yaitu variabel yang
dikontrol oleh peneliti untuk menetralkan pengaruhnya terhadap variabel
tergantung.
Misalnya,
jika peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa
kelas X SMK yang diajar dengan strategi problem solving dengan siswa
yang diajar dengan metode latihan ?
Maka
yang dijadikan sebagai variabel moderator misalnya adalah sarana belajar
mengajar, kemampuan dasar siswa, latar belakang siswa, lingkungan
belajar siswa, dan lain-lain. Sedangkan variabel kontrolnya berupa siswa
kelas X SMK yang tidak diajar dengan metode problem solving maupun
metode latihan.
5.
Merumuskan Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel
tidak menjelaskan definisi variabel secara istilah seperti dalam kamus,
tetapi menjelaskan definisi atau pengertian variabel yang dikehendaki
oleh peneliti. Misalnya, jika ada variabel hasil belajar siswa maka
definisi operasional variabel yang dikehendaki peneliti adalah skor tes
harian siswa, skor tes semester siswa dan lain-lain.
6.
Menetapkan Rancangan Penelitian / Desain Penelitian
Apakah desain
eksperimen itu ? Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan
dengan setiap langkah tindakan yang terdefinisikan, sehingga informasi
yang diperlukan atau berhubungan dengan persoalan yang akan diteliti
dapat dikumpulkan secara faktual. Dengan kata lain, desain sebuah
eksperimen merupakan langka-langkah lengkap yang perlu diambil jauh
sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat
diperoleh sehingga akan membawa ke analisis obyektif dan kesimpulan yang
berlaku dan tepat menjawab persoalan yang dibahas.
Desain
penelitian atau rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan
dilaksanakan dalam penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus
memahami berbagai metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik
penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran
penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian.
7.
Menetapkan Populasi dan Sampel
Populasi didefinisikan sebagai himpunan atau kelompok (yang lengkap atau sempurna) dari semua unit penelitian yang mungkin. Jumlah populasi dapat diketahui ataupun tidak dapat diketahui. Jadi populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Obyek penelitian terdiri dari unit-unit penelitian. Unit penelitian dapt berupa orang (individu), rumah tangga, kelompok, organisasi,lembaga dan lain-lain. Populasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
Populasi didefinisikan sebagai himpunan atau kelompok (yang lengkap atau sempurna) dari semua unit penelitian yang mungkin. Jumlah populasi dapat diketahui ataupun tidak dapat diketahui. Jadi populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Obyek penelitian terdiri dari unit-unit penelitian. Unit penelitian dapt berupa orang (individu), rumah tangga, kelompok, organisasi,lembaga dan lain-lain. Populasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Populasi Target adalah populasi yang merupakan sumber
informasi representative yang diinginkan.
b. Populasi Contoh atau
Populasi Sampel ( populasi Penelitian) adalah populasi dari mana suatu
contoh atau sampel benar-benar diambil.
Misalnya,
seorang peneliti ingin mempelajari kependudukan di Provinsi Jawa Tengah
dengan mengambil sampel di tiga kabupaten/kota di Jawa Tengah, yaitu
Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes. Dalam hal ini,
penduduk Jawa Tengah populasi target dan penduduk di tiga kabupaten/kota
merupakan populasi sampel.
Sampel atau contoh adalah anggota populasi yang dianggap dapat mewakili obyek penelitian.
Sampel atau contoh adalah anggota populasi yang dianggap dapat mewakili obyek penelitian.
8.
Menentikan Alat Pengambil Data atau Instrument Penelitian
9.
Pengumpulan Data
10.
Pengolahan dan Analisis Data
11.
Menulis Laporan Penelitian
0 komentar:
Posting Komentar